momen kebersamaan adalah segala-galanya
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah selesailah daripada cerpen karya saya sendiri yang sangat jauh dari kata baik, kiranya pembaca dapat memberikan saran yang membangun. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen kami : Ibu Isnaini Rahmawati, S.Hum yang telah mengajarkan kami untuk selalu terampil dan merangkai kesuksesan dari sekarang
Selamat Membaca
Diceritakan bahwasanya terdapat keluarga kecil yang hidup dipinggiran kota , didalam keluarga tersebut terdapat ayah dan ketiga anaknya , ibu dari anak tersebut ( istri ayah ) telah lama meninggal . Sehingga untuk mengurus keperluan rumah tangga adalah ayah itu ada sendiri. Anak ayah yang pertama adalah remaja laki-laki berumur 20 tahun dan adiknya saudara kembar perempuan.
Akan tetapi anak dari bapak tersebut tidak pernah akur , mereka selalu berselisih . Sang kakak tidak mau mengalah dan mengasihi adiknya , sedangkan adik-adiknya selalu menomorsatukan keperluan pribadi mereka , sehingga sang ayah sangat terganggu oleh sikap mereka satu sama lain.
Hingga suatu hari sang ayah memanggil anak laki-lakinya , didalam pembicaraannya ayahnya menasihati anaknya agar selalu mencintai keluarganya , dan tak lupa untuk selalu mencintai adik kecilnya, karena pertemuan saat ini belum tentu akan ditemukan lagi dilain waktu , bisa jadi ayah yang bakal menua ataupun kesibukan masing-masing ,oleh karena itu nikmatilah masa-masa seperti , suatu saat nanti kau akan memahaminya dan merasakan momen kecintaan dalam keluarga bahagia ini.
Bagai sebuah pisau, nasihat sangat masuk kedalam kalbunya, sang anak sangat memaknai akan nasihat ini , karena nasihat ini berasal dari hati ke hati. Mulai saat itu juga ia berjanji akan selalu memanfaatkan momen kebersamaan dengan keluarga dan tak lupa mencintai adik-adik kecilnya.
20 tahun kemudian, sang kakak kini sukses merintis usaha transportasi berkat doa dan dukungan keluarganya , sang ayah yang kini sudah tua memanggil kembali anak laki-lakinya, " Nak , apa kau masih ingat nasehat ayah yang dulu ayah pesankan, akhirnya kau menemukan kecintaan dari keluargamu dan keluarga kita kan .Bapak harap kebersamaan ini tetap kau jadikan pegangan walaupun bapak sudah tiada nanti ya. Sang anak mengangguk dengan perasaan campur aduk bangga sedih, ia tak pernah menyangka seandainya ia tidak mendengarkan nasihat ayahnya dulu mungkin ia bukan menjadi dirinya sekarang, ia juga sedih seakan bapak memberikan wasiat terakhir.
Akhirnya benar saja kalau itu adalah wasiat terakhir ayah , sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang. Sang anak sangat sedih, mengingat memori indah kebersamaan keluarga serta didikan ayah yang begitu membekas dan ia juga bangga telah menjadi kakak yang baik untuk adik-adiknya. Hingga mereka bahagia hingga saat ini .
Komentar
Posting Komentar